Minggu, 22 Desember 2013

kelompok agama 1A



HAKIKAT, MARTABAT DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama


Disusun oleh:
Kelompok I Tingkat IA

Dini Artiansah             P17324213048
Dwi Ayu Lestari         P17324213056
Hasya Sekartin            P17324213034
Linda Darawati           P17324213040
Sartika Fajriani            P17324213023



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2013

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya lah kami  dapat menyelesaikan makalah ini. Serta tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan nabi besar Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang hakikat, martabat dan tanggung jawab manusia. Dalam makalah ini mencangkup pengertian manusia dan penjelasan tentang hakikat, martabat, dan tanggung jawab manusia.
Tentunya perjalanan kami dalam menyelesaikan makalah ini tidaklah selalu mulus. Kadangkala kami menemukan kendala saat mengumpulkan data-data yang kami butuhkan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun karena tekad dan solidaritas yang kami miliki, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen yang kami hormati Bapak A. Mulyadi, Mag  mata kuliah Pendidikan Agama. Kami mengucapkan terimakasih kepada beliau karena telah berkenan membimbing kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
“Tiada Gading yang Tak Retak” , tiada sesuatu hal pun yang sempurna kecuali Tuhan. Begitupula dengan makalah kami, kami sadar dengan kekurangan yang ada pada makalah kami, maka dari itu kami mohon maaf. Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi yang membacanya sebagai tambahan informasi terkait sistem cardiovaskuler. Demikian sepatah dua patah kata dari kami.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat kami.
Kelompok I








DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1  latar belakang........................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manusia.................................................................................. 2
2.1.1 Pengertian manusia secara umum......................................... ........ 2
2.1.2 Pengertian manusia menurut para ahli........................................... 3
2.2 Hakikat manusia............................................................................. ........ 3
2.3 Martabat manusia............................................................................ ........ 4
2.4 Tanggung jawab.............................................................................. ........ 6
2.4.1 Macam-macam tanggung jawab........................................... ........ 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 8
B.     Saran.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Makalah ini akan mengkaji tentang hakikat, martabat, dan tanggung jawab manusia. Untuk lebih mengenal materi ini, maka itu semua diperlukan suatu pengkajian terkait hal tersebut.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan hakikat dan martabat manusia?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab?
1.2.3        Apa saja macam-macam tanggung jawab?

1.3  Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama, dan untuk memperdalam pengetahuan tentanghakikat, martabat, dan tanggung jawab.

1.3.2        Tujuan Khusus
a.     Untuk mengetahui tentang hakikat manusia.
b.    Untuk mengetahui tentang martabat manusia.
c.     Untuk mengetahui tentang tanggung jawab manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Manusia
2.1.1 Pengertian Manusia Secara Umum
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Manusia mempunyai anggota badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya). Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang sangat kompleks pula.
Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah. Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan mekanisme kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan).
2.1.2        Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
         ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
          UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
         I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
         OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

2.2      Hakikat Manusia
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi. Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia.
Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafsu adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafsu , sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu.
2.3      Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses sebagai berikut :
·         Taubat;
·         Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
·         Merasa miskin diri dari segalanya;
·         Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang maha esa;
·         Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
·         Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
·         Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
·         Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
·         Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan kepadaNya;
·         Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang hamba akan muncul sifat berikut :
·           Ketenangan jiwa;
·           Harap kepada Allah SWT;
·           Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
·           Muhibbah, cinta kepada Allah SWT.
Untuk mendapatkan point di atas, seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan maqam di bawah ini, tetapi melaluinya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh), adapun hasilnya akan dapat di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :
·         Taubat;
·         Zuhud;
·         Sabar;
·         Syukur;
·         Khauf (takut);
·         Raja’ (harap);
·         Tawakkal;
·         Ridha;
·         Muhibbah.
2.4      Tanggung jawab
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.

2.4.1 Macam-Macam Tanggung Jawab
a.      Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai mana kehidupan manusia mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.

b.      Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.

c.       Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.

d.    Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada negara.

e.     Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri

B.       Saran
Untuk para pembaca disarankan untuk mengetahui dan memahami mengenai hakikat,martabat dan tanggung jawab manusia. Setidaknya pembaca dapat mengetahui perannya sebagai manusia yang mengetahui akan tanggung jawabnya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Diharapkan pembaca dapat memaklumi jika masih ada beberapa kesalahan dalam penulisan dan dimohonuntuk memberikan kritik yang membangun agar kedepannya penulis bisa memberikan maklah yang lebih baik lagi.














DAFTAR PUSTAKA
Alquran. (1986). Mushaf Standar Indonesia. Jakarta.
Mokhtar Stirk dan Muhammad Iqbal. (t.th.). Buku Pintar Al-quran: Referensi Lengkap memahami Kitab Suci Al-quran. Jakarta: Padang Pustaka & Intimedia.
M.Quraish Shihab. (1992). Membumikan Al-quran. Cetakan 1. Bandung: Mizan.
Zakiah Daradjat, dkk. (1984). Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar