Hii guys.. buat kalian yang mau nikah butuh orang yang ngatur semuanya sampai ke pendokumentasian momen penting, disini tempatnya. "DAFA WEDDING ORG & PHOTOGRAPH" , yang minat silahkan tulis komen :)
Sabtu, 26 Oktober 2013
Jumat, 25 Oktober 2013
Infeksi Nosokomial
Pengertian Infeksi Nosokomial
Infeksi
nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam sistem
pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan
kesehatan, baik melalui pasien petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber
lain.
Sumber-Sumber Infeksi Nosokomial
Beberapa
sumber penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah :
1. Pasien.
Pasien merupakan unsur pertama yang dapat menyebarkan infeksi ke pasien
lainnya, petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan alat kesehatan lainnya.
2. Petugas
kesehatan. Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsung
yang dapat menularkan berbagai kuman ke tempat lain.
3. Pengunjung.
Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan
rumah sakit atau sebaliknya, yang didapat dari dalam rumah sakit keluar rumah
sakit.
4. Sumber
lain. Sumber lain yang dimaksud di sini adalah lingkungan rumah sakit yang
meliputi lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumah sakit atau alat yang ada
di rumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada
pasien, dan sebaliknya.
Tindakan Pencegahan Infeksi
Beberapa
tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan adalah :
1. Aseptik,
yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai
untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk menggambarkan semua usaha
yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan menyebabkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi
atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup
maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
2. Antiseptik,
yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
3. Dekontaminasi,
tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan
secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan.
Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan yang
terkontaminasi oleh darah, atau cairan tubuh disaat prosedur bedah / tindakan
dilakukan.
4. Pencucian,
yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing
seperti debu dan kotoran.
5. Desinfeksi,
yaitu tindakan pada benda mati dengan menghilangkan sebagian besar (tidak
semua) mikroorganisme penyebab penyakit. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan
dengan merebus atau dengan menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat
menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endospora.
6. Sterilisasi,
yaitu tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur,
parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora.
Pedoman Pencegahan Infeksi
Cara efektif untuk mencegah
penyebaran penyakit dari orang atau dari peralatan ke orang dapat dilakukan
dengan meletakkan penghalang diantera mikroorganisme dan individu (pasien atau
petugas kesehatan). Penghalang ini dapat berupa upaya fisik, mekanik, ataupun
kimia yang meliputi:
1. Pencucian
tangan
2. Penggunaan
sarung tangan (kedua tangan), baik pada saat melakukan tindakan, maupun saat
memegang benda yang terkontaminasi (alat kesehatan / kain tenun bekas pakai)
3. Penggunaan
cairan antiseptik untuk membersihkan luka pada kulit
4. Pemrosesan
alat bekas pakai (dekontaminasi, cuci dan bilas, serta desinfeksi tingkat
tinggi atau sterilisasi)
5. Pembuangan
sampah
Mencuci tangan
Mencuci tangan merupakan prosedur
awal yang dilakukan petugas kesehatan dalam memberikan tindakan. Pencucian ini
bertujuan untuk membersihkan tangan dari segala kotoran, mencegah terjadinya
infeksi silang melalui tangan, dan persiapan bedah atau tindakan pembedahan.
1.
Teknik
mencuci biasa
Persiapan
alat dan bahan:
·
Air bersih
·
Handuk
·
Sabun
·
Sikat lunak
Prosedur kerja
1. Lepaskan
segala yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan
2. Basahi
jari tangan, lengan hingga siku dengan air. Kemudian sabuni dan sikat bila
perlu
3. Bilas
dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk kering atau lap
kering
Teknik Mencuci dengan Desinfeksi
Persiapan
alat dan bahan:
·
Air bersih
·
Larutan desinfeki lisol /savlon
·
Handuk / lap kering
Prosedur kerja
1. Lepaskan
segala yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan
2. Basahi
jari tangan, lengan hingga siku dengan air. Kemudian basahi dengan larutan
desinfeksi (lison / savlon) dan sikat bila perlu
3. Bilas
dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk atau lap kering
Teknik Mencuci Steril
Persiapan alat dan bahan:
·
Air mengalir
·
Sikat steril dalam tempat
·
Alkohol 70%
·
Sabun
Prosedur kerja
1. Lepaskan
segala yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan
2. Basahi
jari tangan, lengan hingga siku dengan air. Kemudian alirkan sabun (2-5 ml) ke
tangan dan gosokkan tangan serta lengan sampai 5cm di atas siku. Selanjutnya
sikat ujung jari, tangan, lengan, dan kuku sebanyak 15 kali gosokan.
3. Bilas
dengan air bersih yang mengalir
4. Setelah
selesai, tangan dibilas dan tetap diarahkan ke atas
5. Gunakan
sarung tangan steril
2.4.5
Pelindung Diri
1. Menggunakan
sarung tangan
Sarung
tangan digunakan dalam melakukan prosedur tindakan, dengan tujuan mencegah
terjadinya penularan kuman dan mengurangi risiko tertularnya penyakit.
Persiapan alat dan bahan:
·
Sarung tangan
·
Bedak/talk
Prosedur
kerja
1. Cuci
tangan secara menyeluruh
2. Bila
sarung tangan belum dibedaki, ambil sebungkus bedak dan tuangkan sedikit.
3. Pegang
tepi sarung tangan dan masukkan jari-jari tangan. Pastikan ibu jari dan
jari-jari lain tepat pada posisinya.
4. Ulangi
pada tangan kiri
5. Setelah
terpasang di kedua tangan, cakuplah kedua tangan.
2.
Menggunakan
masker
Tindakan pengamanan yang menutup
hidung dan mulut dengan menggunakan masker, bertujuan untuk mencegah atau
mengurangi transmisi droplet mikroorganisme saat merawat pasien.
Persiapan alat dan bahan:
·
Masker
Prosedur kerja:
1. Tentukan
tepi atas dan bawah bagian masker
2. Pegang
kedua tali masker
3. Ikatan
pertama ada di bagian atas pada kepala, sedangkan ikatab kedua berada pada
bagian belakang leher.
3.
Sterilisasi
Sterilisasi
merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba
yang dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimawi. Sterilisasi
juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau apatogen
beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (Formalin, H2O2),
dan radiasi ionisasi.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada sterilisasi, diantaranya:
1. Sterilisator
(alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
2. Peralatan
yang akan disterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan steril
3. Penataan
alat harus berprinsip semua bagian dapat steril
4. Tidak
boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
5. Memindahkan
alat sterilo ke dalam tempatnya dengan korentang steril
6. Saat
mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.
4.
Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan
semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian
terhadap endospora bakteri. Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang
dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan
membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran. Desinfeksi
dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci, mengoles,
merendam, dan menjemur untuk mencegah terjadinya infeksi dan mengondisikan alat
dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh
waktu sebelum pembersihan objek, kandungan zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi
mikroba, konsentrasi dan waktu pemaparan, kealamian objek, suhu, serta derajat
pH.
Cara
desinfeksi
1. Cara
desinfeksi dengan mencuci
Prosedur
kerja:
a. Cucilah
alat perawatan seperti pinset, arteri klem, gunting dan lain dengan larutan
deinfektan sebelum dilakukan proses sterilisasi.
2. Cara
desinfeksi dengan merendam
Prosedur
kerja:
a. Rendamlah
alat-alat perawatan dengan larutan desinfektan dan lain denga larutan
desinfektan seperti lisol 0,5%
b. Rendamlah
peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam.
c. Rendamlah
peralatan tenunan dengan lisol 3-5% sekitar 24 jam.
3. Cara
desinfeksi dengan menjemur
Prosedur
kerja:
a. Jemurlah
kasur, tempat tidur, urineal, pispot, dan lain-lain; masing-masing permukaan
selama 2 jam.
4. Cara
membuat larutan desinfeksi (sabun)
Persiapan
alat dan bahan:
·
Sabun padat/krim/cair
·
Gelas ukur
·
Timbangan
·
Sendok makan
·
Alat pengocok
·
Air panas/hangat dalam tempatnya
·
Baskom
Prosedur kerja:
1. Masukkan
4 gr sabun atau krim ke dalam 1 liter air panas / hangat, kemudian diaduk
sampai larut
2. Masukkan
3 cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas / hangat, kemudian diaduk sampai
larut.
Latrutan
ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis.
5. Cara
membuat larutan desinfeksi (lisol dan kreolin)
Persiapan
alat dan bahan:
·
Larutan lisol / kreolin
·
Gelas ukur
·
Baskom berisi air
Prosedur kerja:
1. Masukkan
larutan lisol atau kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini
dapat digunakan untuk mencuci tangan.
2. Masukkan
larutan lisoln / kreolin 2% atau 3% sebnyak 20cc atau larutan lisol / kreolin 3%
sebanyak 30 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam
peralatan medis.
6. Cara
membuat larutan desinfeksi (savlon)
Persiapan
alat dan bahan:
·
Savlon
·
Gelas ukur
·
Baskom berisi air secukupnya
Prosedur kerja:
1. Masukkan
larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.
2. Masukkan
larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air.
5.
Cara
sterilisasi
Beberapa
alat yang pelu disterilisasi:
1. Peralatan
logam (pinset, gunting, spekulum, dan lain-lain)
2. Peralatam
kaca (semprit, tabung kimia, dan lain-lain)
3. Peralatan
karet (kateter, sarung tangan, pipa lambung, drain, dan lain-lain)
4. Peralatan
ebonit (kanule rektum, kanule trakea, dan lain-lain)
5. Peralatan
email (bengkok, baskom, dan lain-lain)
6. Peralatan
porselin (mangkok, cangkir, piring, dan lain-lain)
7. Peralatan
plastik (selang infus, dan lain-lain)
8. Peralatan
tenunan (kain kasa, tampon, doek baju, seprai, dan lain-lain)
Prosedur
kerja:
1. Bersihkan
peralatan yang akan disterilisasi
2. Peralatan
yang dibungkus harus diberi label (nama, jenis obat, dan tanggal jam
sterilisasi)
3. Masukkan
ke dalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai dengan waktu yang
ditentukan
4. Cara
sterilisasi:
a. Sterilisasi
dengan merebus dalam air mendidih sampai 1000 C (15-20 menit) untuk
logam, kaca, dan karet
b. Sterilisasi
dengan stoom. Menggunakan uap panas di dalam autoclave dengan waktu, suhu, dan tekanan
tertentu untuk peraslatan tenunan
c. Sterilisasi
dengan panas kering menggunakan ovn panas tinggi (logam yang tajam dan
lain-lain)
d. Sterilisasi
dengan bahan kimia, menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap
formalin, sarung tangan, dan kateter.
6.
Langganan:
Postingan (Atom)